Banjir Bandang Menanti, Pemulihan DAS Jadi Prioritas

Share This Post
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

JAKARTA, Jatimexplore.net – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengemukakakan, akhir-akhir ini Indonesia semakin sering dilanda bencana, di mana 80% di anataranya bencana Hedrometeorlogi, seperti banjir, kekeringan, banjir bandang, serta tanah longsor.

Tiap tahun bencana ini terus meningkat, kondisi ini menandakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia sudah banyak yang kritis, yang jumlahnya tiap tahun juga meningkat,” kata Direktur Pengelolaan dan Penyediaan Informasi Kementerian LHK, Dra. Siti Meiningsih Msc pada Forum Tematik Bakohumas, di Ruang Rimbawan I Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (12/11/2018) pagi.

Berdasarkan data dari Kementerian LHK 2018, menurut Siti, dari total 17 ribu DAS yang ada di Indonesia sebanyak 114 ribu di antaranya harus dipulihkan, di antaranya termasuk 108 DAS dalam posisi kritis.

Dalam RPJM 2015 – 2019, lanjut Direktur Pengelolaan dan Penyediaan Informasi Kementerian LHK itu,

pemerintah memprioritaskan memulihkan 15   DAS dari 108 DAS kritis itu.

Ke-15 DAS yang diprioritaskan itu adalah: DAS Citarum, Ciliwung, Cisadane, Serayu, Bengawan Solo, Brantas, Asahan Toba, Siak, Musi, Waisekampu, Waiseputi, Moyo, Kapuas, Jenebberang, dan Sapdana.

“Litbang Kementerian LHK menyadari kompleksnya dampak dari dehidrasi lahan ini dan luas lahan kritis  di indonesia yang diperkirakan 11,24 juta ha,” jelas Siti.

Ia menegaskan, pemerintah perlu memulihkan DAS sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomot 37  tahun 2012 tentang Pengelolaan DAS.

“Pemulihan DAS tidak hanya membangun infrastruktur tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mengelola DAS,” tegas Siti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *